12/30/18

Merajut Komitmen Bersama Pada Lembaran Ke 11

VOXRATEWATI.ComVOXRATEWATI.Com. By Wara Cypriano

Foto insert: Momen komuni pertama putri sulung 14 September 2018 (RD Hanz Owa)

"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu, karena itu apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia." (Mateus 19: 5-6)


Selamat Ulang Tahun Perkawinan ke 11 bagi kami: Siprianus Wara & Ermelinda Mau Lodo

Terima kasih tak terhingga kepada Bapak & Mama Saksi (Bapak Haryanto (+) & Ibu Lia) Rm Yoseph Utus, O Carm serta keluarga besar Ende Ekoae Tugasoki & Bajawa Soa Libunio) Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Pemberkatan Nikah Di Gereja Hati Kudus Yesus Kayu Tangan Malang, 31-12-2007.

Inilah kisah kami, sengaja kuberbagi walau segelintir beranggapan itu hanyalah sikap memamerkan privasi. Namun kusadari, bukan kelewatan jika kisah ini kami  torehkan membingkai wadah bahtera keluarga yang telah diarungi selama 11 tahun.

Hari ini 31 Desember 2018 merupakan hari istimewa yang tak dapat ditakar dengan segepok uang atau segenggam emas atau pun berlian namun hanyalah seberkas asa yang terus dijaga menoreh angan dalam menata keutuhan bahtera hidup berumah tangga. Disadari bahwa setiap kisah tentu meninggalkan sejuta cerita. Kisah-kisah yang selalu menghampiri dalam setiap lika liku perjalanan biduk berumah tangga kami, mulai dari merangkak hingga kini berdiri kokoh dan tetap tegar berjuang untuk terus melangkah walau dihadang pelbagai rintangan. Itu semua bagi kami merupakan kisah hidup penuh inspiratif.

Kisah kami telah ditorehkan sejak 31 Desember 2007 di gereja Katholik Hati Kudus Yesus Kayu Tangan Malang. Disaksikan oleh para saksi dan umat Allah, kami telah dikukuhkan dalam sakramen perkawinan. Mulai saat itulah 2 insan mengikrarkan janji sehidup semati, saling menerima dalam kelebihan dan kekurangan, untung dan malang serta berkomitmen menjadi ayah dan ibu yang baik bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada kami sebagai wujud penghayatan akan janji perkawinan yang telah diikrarkan bersama. Kisah itu pun terus berlalu dalam pelbagai rupa: kesederhanaan, kekurangan bahkan ketakberdayaan menghadapi tantangan hidup.  Namun semuanya  berlalu seiring waktu yang terus melaju sembari menyabut kisah-kisah baru. Kisah itu akan selalu dilandasi cinta yang besar dengan asa membara melalui sebuah komitmen. Komitmen yang dibangun membutuhkan pengorbanan dari masing-masing pribadi yang kini telah menjadi satu dalam kisah dan kasih bersama. 

Dari sekelumit kisah, Kami menyadari bahwa perkawinan merupakan membangun komitmen bersama. Komitmen hidup tersirat sejuta makna dan harus terus terjaga hingga akhir hayat. Komitmen bersama tersurat nyata dalam janji perkawinan. Dalam janji inilah, kami menunjukan sikap komit dan penyerahan diri seutuhnya akan penyelenggaraan kasih Tuhan Sang empunya kehidupan. Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (Mat:19:6).Perkawinan yang satu dan tak terceraikan. Inilah hukum Allah yang menjadi landasan utama bagi perkawinan Katolik.  Satu tak terceraikan. 

Komitmen itu juga tidak sekedar tidak terceraikan, namun bersatu dalam apa pun juga, artinya sebuah komitmen untuk berbagi kehidupan yang menghidupkan,  inilah yang menjadi dasar perkawinan yang membahagiakan satu terhadap yang lain.  Kalau hanya serumah tapi tidak menyatu itu hanya kemunafikan yang membawa pada penderitaan bahtin. Atau serumah tanpa ada komunikasi itu bukan kesatuan namun seatap saja, dua tetap dua bukan satu. Hanya kesatuan hati dan roh, maka kebahagiaan itu akan menghampiri dan hanya itu yang bisa didapat dalam kebersamaan yang lahir dari komitmen tanpa syarat. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, Ia tidak cemburu, Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong, ....(1 Korintus 13:4-7).

Kami menyadari akan ketidak patuhan kami dalam menghayati amanat kasih Tuhan. Namun kami selalu dan terus menghayati bahwa dari 2 pribadi untuk disatukan membutuhkan waktu dan komitmen yang kuat dan bermakna walau seringkali mengalami kendala. Sekali lagi menyatukan ke 2 insan perlu kesadaran mendasar bahwa berdua itu menguatkan, berdua itu mengokohkan. Ketika kesatuan karena komitmen kepada Tuhan tetap kokoh, maka nyala kasih dan cinta akan terus membara dan ini yang menghadirkan sukacita tak berkesudahan. Itulah sebabnya kami senantiasa mengulang kisah ini hingga  ke 11th Wedding Anniversary sebagai sebuah deklarasi iman bukan sekedar ritual belaka yang selalu membaharui komitmen kami hingga memasuki lembaran ke 11 di tahun 2018 ini. 

Maka kami pun memahami bahwa kisah yang dirajut tak lepas dari badai dan topan yang mewarnai setiap asa, namun atas kasih dan pengorbanan serta komitmen bersama kami selalu yakin bahwa setiap persoalab bukan untuk dihindari namun harus mencari solusi untuk diselesaikan bersama. Hingga kini semuanya berlalu seiring masa yang tak bertepi. Biarlah masa ini menjadi saksi untuk menoreh kisah kasih selanjutnya dalam goresan lepas yang membawa harapan besar bahwa kisah kami selalu bermakna.

Kini buah kasih kami telah bertumbuh menjadi pribadi yang kian beranjak matang: si sulung berusia 11 tahun, ke 2 berusia 7 tahun dan ke 3 memasuki 3 bulan (Read: Chindrian, Joe & Tristan) Claudya Chindriani Mude, Joanes Krisostomus Reda Lodo & Octaviano Tristando Kota). Tak terasa hari-hari kami dihiasi tiga mahkota yang tak tergantikan dengan apa pun. Hanya pada Tuhan kami berserah ke tiga buah cintaNya dan semoga mereka menjadi anak yang berbakti pada orang tua dan demi keluhuran kasih sang Ilahi.



Sekali lagi di masa satu dekade lebih usia perkawinan ini, kami menyadari bahwa hal demikian bukan menjadi sebuah ukuran jika tanpa dilandasi komitmen dan pengorbanan bersama.Komitmen terjalin dituntut kesediaan untuk memberi tanpa pamrih dari setiap pribadi yang selalu membina kesetiaan dan ketulusan untuk berbagi dan mencintai.





Happy Wedding Anniversary to us: Siprianus Wara & Ermelinda Mau Lodo, may the graces and blessings of our Lord Jesus Christ lead us unto the unity, now and forver...

Endless love.
Chindrian, Joe & Tristan

 (catatan lepas merayakan ulang tahun perkawinan ke 11 (Senin, 31 Desember 2018)

 By Wara Cypriano

Selamat hari natal 2018 dan tahun baru 2019 Damai Kristus menyertai kita sekalian.

12/20/18

Keindahan Natal Versi Paus Fransiskus

VOXRATEWATI.Com. By Wara Wara

*Keindahan - Paus Franciscus*

“Natal biasanya pesta yg berisik,
kita bisa menggunakan sedikit kesunyian,untuk mendengar suara cinta”.

*Natal adalah anda sendiri* ketika anda memutuskan utk dilahirkan kembali setiap hari dan membiarkan Tuhan masuk kedalam jiwa anda.

*Pinus Natal adalah anda* ketika anda menahan angin kencang dan kesulitan hidup.

*Dekorasi Natal* adalah anda, ketika kebaikanmu adalah warna yg menghiasi hidupmu.

*Lonceng Natal* adalah anda,ketika anda menelpon,
berkumpul dan berusaha utk bersatu.

*Anda juga adalah lampu Natal* ketika anda menerangi jalan orang lain dengan kehidupan anda berupa kebaikan, kesabaran, suka cita dan kemurahan hati.

*Para Malaikat Natal adalah anda*
ketika anda bernyanyi pesan perdamaian,keadilan dan cinta untuk dunia.

*Bintang Natal adalah anda*,ketika anda menuntun seseorang untuk bertemu dengan Tuhan.

*Anda juga orang bijak* ketika anda memberikan yang terbaik tanpa peduli kepada siapapun yang anda berikan.

*Musik Natal* adalah anda,ketika anda menaklukan harmoni di dalam dirimu.

*Hadiah Natal* adalah anda,ketika anda benar-benar teman dan saudara bagi setiap manusia.

*Kartu Natal adalah anda* ketika kebaikan tertulis di tanganmu.

*Ucapan Natal adalah anda* ketika anda memaafkan dan membangun kembali kedamaian bahkan sekalipun anda menderita.

*Makan malam Natal adalah anda*,ketika anda memuaskan dan memberi harapan kepada orang miskin yang adadi samping anda.

*Yah Anda adalah malam Natal*, ketika rendah hati dan sadar,anda menerima dalam keheningan malam *Sang Juru Selamat Dunia* tanpa suara atau perayaan besar.
*Anda adalah senyum dari kepercayaan dan kelembutan* dalam kedamaian batin dari *Natal Abadi* yang membangun kerajaan di dalam diri anda.


*Paus Franciscus*

12/01/18

Siapakah Isteri Itu?

VOXRATEWATI
.πŸ’‘SEBENARNYA SIAPAKAH ISTERI????
πŸ’‘πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘§πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘§πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘§πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘§
       
   
Orang selalu berkata, "ada bekas istri/suami, tapi tidak ada bekas anak atau bekas orangtua". Seorang Profesor melakukan riset kecil kepada mahasiswa2nya yang sudah berkeluarga.
Dia lalu meminta 1 orang mahasiswa untuk maju ke depan papan tulis.

Professor : "Tuliskan 10 nama orang yang paling dekat denganmu."
Lalu mahasiswa itu menulis 10 nama, ada nama tetangga, orgtua, teman kerja, istri, anaknya, saudara, dst.

Profesor : "Sekarang silahkan pilih 7 orang diantara 10 nama tsb yang kamu benar2 ingin hidup terus bersamanya."
Mahasiswa itu lalu mencoret 3 nama.

Profesor : "Silahkan coret 2 nama lagi." Tinggalah 5 nama tersisa.
Profesor : "Coret lagi 2 nama."
Tersisalah 3 nama yaitu nama ibu, istri & anak.
Suasana kelas jadi hening. Mereka mengira semuanya sudah selesai & tak ada lagi yang harus dipilih.

Tiba2 Profesor itu berkata : "Silahkan coret 1 nama lagi!"
Mahasiswa itu tertegun untuk sementara waktu.
 Lalu ia dengan perlahan mengambil pilihan yang amat sulit itu dan mencoret nama ibunya.

Profesor : "Silahkan coret 1 nama lagi!"
Hati sang mahasiswa makin bingung.
Suasana kelas makin tegang.
Mereka semua juga berpikir keras mencari pilihan yg terbaik.

Mahasiswa itu kemudian mengangkat spidolnya & dengan sangat lambat ia mencoret nama anaknya.
 Pada saat itulah sang mahasiswa tidak kuat lagi membendung air matanya, ia menangis.

Awan kesedihan meliputi seluruh sudut ruang kuliah.
Setelah suasana lebih tenang, Sang Professor akhirnya bertanya kepada mahasiswa itu, "Kamu tidak memilih orang tua yang membesarkanmu,
tidak juga memilih anak yang adalah darah dagingmu; kenapa kamu memilih istrimu?
 Toh istri bisa dicari lagi kan?"

Semua orang di dalam ruang kuliah terpana menunggu jawaban dari mulut mahasiswa itu. Lalu mahasiswa itu berkata lirih, "Seiring waktu berlalu, orang tua saya harus pergi & meninggalkan saya.
 Demikian juga anak saya. Jika dia sudah dewasa lalu menikah.

Artinya dia pasti meninggalkan saya juga. Akhirnya orang yang benar2 bisa menemani saya dalam hidup ini, bahkan yang dengan sabar dan setia mendampingi dan mensupport saya saat tertatih dan terseok2 berjalan menghadapi himpitan kehidupan untuk meraih karir hanyalah ISTRI saya".

Setelah nenarik nafas panjang dia melanjutkan, "Orangtua & anak bukanlah saya yang memilih, tapi Tuhan yang menganugerahkan. Sedangkan isteri? #Saya_sendirilah yang memilihnya dari sekian milyar wanita yang ada di dunia".
#copas#. By Wara Cypriano