28.11.20

Ritual Nggua Mbera Masyarakat Adat Siga Rembu Ratewati

VOXRATEWATI.Com. By Wara Cypriano






Info seputar Ratewati: Tanah persekutuan Siga Rembu Ratewati di Dusun Tugasoki Desa Ekoae, Kec Wewaria Kab.Ende Flores Nusa Tenggara Timur.
                                         Foto Insert: Koleksi pribadi, tampak Bapak Tobias Beri

 Dalam melaksanakan Nggua Mbera ada beberapa tahap;

1.Nggua Mbera (Thanksgiving ceremony) tahun 2020 dilaksanakan pada hari 23-24 Oktober 2020
Rangkaian upacara:

 2. Kobe lo are mbera ( ka are mbera) atau makan bersama di pelataran Kuwu (balai pertemuan para penggarap dan Mosa laki)

 3. Ghia Mbera (sodha susu leka embu welu mamo moi) ini merupakan upacara sesudah (ka are mbera) sebagai lanjutan rangkaian acara ka are mbera dengan tandak dan menari bersama (gawi). upacara Ghia mbera merupakan upacara pembuka akan dimulainya gawi bersama (tandak dan menari bersama).Upacara ini memiliki makna yakni mengisahkan kembali makna upacara Nggua Mbera sejak awal mula dilaksanakan yakni dari jaman dahulu yang telah diwariskan oleh nenek moyang hingga saat ini. Semuanya itu terkait dengan karya para penggarap dalam hal pengolahan lahan, penanaman, panen dan akhirnya bagaimana memaknai semuanya dengan upacara syukuran atas segala sesuatu yang telah diperoleh dalam kurun waktu setahun ini. Upacara gawi bersama dilaksanakan sampai keesokan harinya yakni tanggal 24/10/2020.

4. Pada malam suntuk, ada sebuah upacara di mana seluruh warga masyarakat  adat atau para tamu yang hadir diolesi dengan minyak Pada bagian dahinya sebagai simbol Penyucian dan ketentraman jiwa baik      secara pribadi maupun untuk anggota keluarga atau klan.

5.Pada saat subuh, para ibu menyiapkan sesajen berupa nasi dan juga daging kurban (nake manu/ daging ayam) untuk dipersembahkan kepada arwah leluhur dan juga roh baik dan jahat (Nitu pa'i) yang mendiami wilayah tanah persekutuan Siga Rembu Ratewati.

6. Pada pagi harinya, semua tokoh adat dan penggarap mengadakan musyawarah bertempat di balai pertemuan adat (kuwu). Agenda yang diangkat biasanya terkait dengan pelanggaran dan denda adat atau juga sengketa lahan diantara para penggarap. Momen Ini dijadikan sebagai evaluasi tahunan terkait pelaksanaan ritual adat di wilayah tanah ulayat terkecil (boge lo,o geto gene).

7. Sesudah musyawarah bersama, dilanjutkan dengan penyembelian hewan kurban berupa Babi atau hewan besar lainnya berupa kerbau. Hewan kurban ini meliputi hewan yang disiapkan seluruh penggarap atau juga hewan yang diserahkan oleh penggarap secara perorangan terkait dengan pelanggaran adat (sage) yang telah dilakukannya. Sehingga semua hewan kurban yang telah disediakan harus disembelih dan dibagikan kepada semuamasyarakat adat yang tersebar pada rumah adat dari 7 Klan. daging tersebut diolah dan dijadikan sebagai lauk pada upacara perjamuan bersama (ka nggera) yaitu sebagai upacara penutup.

8.Pada akhir upacara biasanya para tokoh adat ( mosa laki) mengumumkan larangan atau anjuran terkait hal - hal yang harus dilaksanakan oleh semua penggarap atau disebut (bo bela). Dan akhirnya semua rangakai upacara Ka are mbera atau Nggua Mbera berakhir.

  Kami rina leka kau Ema Siga no'o Rembu


"Mai si kita ana mamo eo Siga Rembu, kita eo mera, kita eo kema Leka tana Siga eo Ria, leka watu rembu eo bewa, mo tau susu nua nama bapu, ria bhaka si kita, we tebo kita ma,e ro, lo kita ma,e baja. We,e tedo kita tembu wesa kita wela, nge bhondo ngere watu lowo, beka kapa ngere ndala ja , mai si kita tau dari nia pase la,e, we,e bebu leka tana eo Siga. Kita Ndu leka ola pera, kita pama leka eo pati" Oh..Embu kami Siga, kau kile kodho, kau peme lele si ola kema meko eo ana mamo kau, ate kami masa ngere pingga jawa, lo kami  molo ngere lelu sina..Dema ata mangu lau laja ghawa, tau mai mbou ria ramba bewa, kau kupe kuba reda lema, kau ponggga, kau rago, we,e kami fai walu ana kalo muri pawe tebo no'o mae, du pu,u mulu du limba leta..ame.