|
Gambar Ilustrasi: www.Google.Com. |
Sumber: VOXRATEWATI.Com.
Info terkini: Mengutip Berita yang dilangsir oleh VOXRATEWATI.COM.
Headline Beritanya: Warga Desa Ekoae Diserang "Segerombolan Sapi Liar"...
Warga Desa Ekoae, Kec.Wewaria Kab.Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya pukul 11.00 Wita, pada 01 April 2017 dikejutkan dengan segerombolan "Sapi Liar" yang menyerang pemukiman warga. Begitu banyak korban luka - luka yang dirawat di puskesmas terdekat.
Hal ini dibenarkan oleh ketua RT Fabianus Keli dan dipertegas oleh kepala Dusun Tugasoki Bapak Siprianus Lima Raja via telepon yang dikonfirmasikan oleh salah satu media lokal VOXRATEWATI.Com. Bapak Sipri mengatakan bahwa segerombolan "Sapi Liar" dalam jumlah yang cukup besar menyeruduk beberapa warga yang sedang melakukan aktivitas pertanian mereka.Tidak hanya warga, puluhan rumah pun tidak luput dari amukan ratusan ekor "Sapi Liar" tersebut.Warga yang menjadi korban sontak tidak berdaya karena banyak diantara mereka adalah ibu - ibu.
Dalam insiden ini, ratusan penduduk desa setempat terpaksa mengungsi ke wilayah pegunungan terdekat yakni Wolopermabha, sementara warga lainnya harus bersusah payah mendaki gunung Mbotu Manu Lela yang merupakan gunung tertinggi di Desa itu dan sebagiannya lagi mengungsi ke gunung Kuru Fata Lalu.
Menanggapi keadaan darurat tersebut Kepala Desa Ekoae Bapak Benyamin Suba menghimbau, agar warga masyarakat Desa itu segera menertibkan hewan ternak mereka masing - masing.
Hal utama yang menjadi penyebab kedatangan "Segerombolan Sapi Liar" ternyata begitu banyak hewan ternak dalam hal ini Sapi milik warga yang tidak diikat dan dibiarkan berkeliaran mencari makan sendiri. Sehingga "Sapi Liar" turun gunung dan bergabung dengan hewan ternak milik warga setempat.
Oleh karenanya, Bapak Desa Benyamin Suba sekali lagi mempertegas bahwa pemerintah Desa dan semua elemen serta tokoh adat dan masyarakat dan dinas peternakan akan bersosialisasi tentang PERDES 2017 yang salah satu poinnya adalah akan dilakukan pendataan hewan ternak milik warga dalam waktu dekat. Apabila masih ada hewan ternak yang tidak diikat akan ditindak tegas, kata Kepala Desa berjenggot pirang itu.
Maka dengan kejadian ini, seperti dikatakan juga oleh salah seorang warga yang menjadi korban amukan "sapi liar" yakni Bapak Elias Dua Oro. Beliau sangat menyesalkan dan bahkan trauma dengan peristiwa yang menimpanya ini."Saya baru pulang dari kebun mencari rumput untuk beberapa ekor sapi milik saya, tiba - tiba ada "segerombolan sapi liar" menyeruduk saya dan kepala saya pun terseruduk ke tanah, syukur hanya luka ringan" Kata Dua sapaan akrabnya.
Semoga semua warga di Desa ini semakin sadar akan kepemilikan hewan ternak terutama sapi.Kita bukan hanya bangga dengan memiliki sapi dalam jumlah banyak namun semuanya dibiarkan berkeliaran seolah tak bertuan.Semua tanaman seperti pisang, kelapa, tanaman Jati putih bahkan sampai tanaman di pekarangan rumah habis dimakan oleh sapi kita sendiri, lanjut Bapak Dua dengan wajah cemberut.
Bapak Dua juga menambahkan bahwa "saya teringat dengan apa yang dikatakan oleh P. Frans Funan, SVD mantan Pastor Paroki Kristus Raja Mukusaki bahwa kita sangat keliru dengan memagari tanaman kita seperti kebun jagung atau sawah, sementara tanaman itu tidak bisa berjalan - jalan sedangkan hewan peliharaan kita yang semestinya harus ditertibkan namun dibiarkan berkeliaran dan tidak diikat. Maka kejadian ini kami sebagai warga masyarakat dan juga pemerintah Desa, Dinas Perternakan dan Perkebunan harus punya andil terutama menyadarkan masyarakat terkait masalah hewan ternak yang sudah berlangsung belasan tahun di Desa Ekoae. Ini merupakan peringatan buat para warga semua bahwa kita memilih untuk menertibkan hewan ternak atau mendapat bencana karena kesalahan kita sendiri.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, saat ini sudah banyak warga desa tetangga yang berdatangan untuk memastikan anggota keluarga mereka yang berada di wilayah Desa Ekoae, terutama anak sekolah seperti murid SMP dan SMK. Laporan terakhir yang diterima VOXRATEWATI.Com.""Gerombolan Sapi Liar" Masih berkeliaran di sekitar pemukiman warga.
Ulasan berita oleh Wara Cypriano
SELAMAT HARI SABTU 01 April 2017.
Terima kasih sudah membaca berita di atas maaf ini berita hasil imaginasi karena terobsesi menjadi seorang jurnalis tapi belum tercapai..Hehehhee...
Kado buat Desaku tercinta Desa Ekoae.
Pesan Moral:
Berita fiktif ini sengaja dibuat menanggapi maraknya dan bahkan menjadi suatu kebiasaan bagi warga masyarakat di Desa Ekoae Kec.Wewaria kab Ende NTT membiarkan hewan ternak dalam kondisi "liar" atau dalam keadaan tidak diikat.
Hal ini dianggap sulit dan bahkan tidak ada upaya untuk menyelesaikan permasalahan soaial yakni terkait dengan hewan ternak terutama Sapi. Banyak ternak besar yang tidak diikat atau dikandangkan sehingga tidak sedikit warga pun yang mengeluhkan bahwa semua tanaman berupa pisang, kelapa, jati putih, jambu mete, kakao bahkan tanaman pekarangan di halaman rumah pun semuanya habis dimakan sapi milik warga sendiri.
Sapi - sapi itu sengaja untuk tidak diikat dan dibiarkan berkeliaran seolah tak bertuan. Maka atas dasar keprihatinan inilah, saya mengulas sebuah berita fiktif ini. Saya menyadari bahwa hal ini tidak bermaksud untuk menyinggung pihak - pihak tertentu dan semata - mata sebagai wujud kepedulian akan keteraturan hidup sosial masyarakat yang seharusnya mengalami ketertiban, kenyamanan dalam melakukan usaha apapun di bidang pertanian sebagaimana yang dialami oleh masyarakat di desa - desa yang lain. Kondisi ini sebetulnya sudah terjadi belasan tahun yang silam. Entah apa yang menjadi kendala sehingga persoalan ini dibiarkan dan menjadikannya sebagai hal biasa dan terus terjadi.
Sesungguhnya, sebagai generasi muda yang terlahir dari rahim tanah leluhur yang sama yakni di Desa Ekoae, maka saya berani untuk menyuarakan ini walaupun dengan cara yang dianggap kurang memiliki esensi dan asas kemanfaatan.Tapi itulah suatu upaya dan mungkin kisah fiktif ini akan berdampak pada suatu kenyatan hidup. Itulah sesungguhnya pesan moral yang hendak disampaikan dari ulasan fiktif ini, dengan suatu keyakinan bahwa masalah ini pasti bisa diatasi terutama oleh Pemerintah Desa Ekoae sendiri.Semoga bermanfaat.