VOXRATEWATI.Com. By Wara Cypriano
Copast:
#ILCDukaKita
Maaf Tulisan ini bukan hasil karya sendiri, namun secara pribadi saya memaknainya sebagai pelajaran hidup yang patut direnungkan menyikapi situasi (serangan teroris) sebagai kejahatan kemanusiaan yang harus ditumpas secara bersama-sama. (kutipan Pernyataan Rm Benny Susetyo)
. . . . . Karny Ilyas :
Sekarang . . . , Saya pindah ke Tokoh Lintas Agama, Benny Susetyo ( Romo Benny ) Bagaimana menanggapi
persoalan ini . . . .? ?
. . . . . Romo Benny :
Pertama - tama Kita harus mengucapkan Dukacita, Belasungkawa Terhadap ANGGOTA DENSUS yang layak disebut pejuang KEMANUSIAAN, serta Bayu seorang tata tertib yang menghadang sepeda motor. Itulah orang - orang yang CINTA kepada kehidupan BUKAN KEMATIAN. karena mereka adalah pembela - pembela KEHIDUPAN.
. . . TERORISME sebenarnya adalah budaya kematian, karena bagi mereka NIHILISME, bahwa mereka tidak berpikir lagi tentang hidup, tetapi berpikir tentang kematian. Maka mempersempit ruang gerak mereka itu sangat penting dan harus ada visi yang sama dari ELIT POLITIK.
. . . Kalau kita BERBEDA TAFSIR, maka mereka memanipulasi kebenaran itu. Persoalan kita hari - hari ini adalah kita tidak pernah 1 visi dalam MENGATASI TERORISME karena tafsir yang berbeda.
. . . Terorisme tidak semata - mata mereduksi persoalan ekonomi, sosial, tetapi persoalan tentang sebuah cara berpikir mereka. BAHWA MEREKA MENGANGGAP KEMATIAN ITU JALAN SATU - SATUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUAN ITU.
. . . ARTINYA, kita harus menyadarkan kembali bahwa persoalan terorisme tidak bisa dihadapi secara sederhana, tetapi harus dengan sistematis dengan sebuah pola - pola pendekatan yang berbeda. Dalam pengertian ini PENTINGNYA APARAT KEAMANAN diberikan ruang gerak preventif untuk segera bisa mencegah.
. . . Maka Paus Fransiskus mengatakan, hentikan kekerasan, tetapi membangun budaya PENGAMPUNAN, PERSAUDARAAN DAN REKONSILIASI.
. . . Apa yang ingin kita katakan ???
Para Bapak Ibu sekalian . . ., Kita sedang menghadapi situasi dimana TERORISME BERJALAN GLOBALIA. tetapi bangsa ini harus memutuskan tali kekerasan dengan cara KITA TIDAK INGIN MENJADIKAN INDONESIA ITU SEBAGAI SARANG TERORISME. Maka, akar terorisme itu harus dicari tali temali YAITU IDEOLOGINYA yang disebarkan. Maka kita perlu mempersempit ruang itu dan tidak memberikan tempat, DALAM HAL INI MEDIA JUGA PUNYA PERANAN BESAR. maka media harus mengajak masyarakat untuk memerangi terorisme DENGAN LEWAT PENDIDIKAN YANG KRITIS, MEDIA TIDAK PERLU MENAMPILKAN MEREKA ITU DALAM RUANG - RUANG PUBLIK. ujaran kebencian harus segera dihentikan.
. . . DAN PENTINGNYA JUGA PEMUKA - PEMUKA AGAMA MENGAJARKAN DAMAI, CINTA, PERSAUDARAAN . . . BUKAN MENGAJARKAN, MENEBARKAN KEBENCIAN, KETAKUTAN DAN KECEMASAN.
. . . #KITABERDOSA, SEBAGAI TOKOH AGAMA KALAU KITA MENGAJARKAN KEBENCIAN DAN KEMATIAN . . . KARENA KITA CINTA KEPADA TANAH AIR INI, INDONESIA.
. . . Dalam dalam sejarah, saya jamin tidak akan ada pembalasn. Ada 18 kasus gereja di bom, tidak pernah dibalas. KARENA KAMI MELIHATNYA INI BUKAN KASUS MENGGUNAKAN AGAMA.
. . . Paus Fransiskus berkata " TERORISME TIDAK ADA KAITAN DENGAN AGAMA. DAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN AGAMA APAPUN "
TERORISME ADALAH IDEOLOGI YANG MENGHANCURKAN KEMANUSIAAN DAN MENGHANCURKAN KEHIDUPAN . . . KARENA MEREKA BUDAYA MAUT DAN BUDAYA KEMATIAN ITU BIANGNYA.
. . . Maka kami berharap, mari ego politiknya, sekarang saatnya demi bangsa dan negara. Mari kita memajukan peradaban bangsa ini. Dan saatnya POLISI kita beri dukungan dan PEMERINTAH serta PRESIDEN JOKOWI MELAWAN TERORISME SECARA SISTEMATIS.
. . . MAKA perlu ada INSTRUMEN HUKUM dan instrumen hukum itu jangan hanya persoalan defenisi dengan defenisi. Masalah defenisi tidak akan menjadi masalah, tetapi KEHENDAK BAIK. untuk itulah ELITE POLITIK belum memiliki kehendak baik itu. Tanpa kehendak baik tidak mungkin terjadi. " POLITIK ITU PANDAI MEMAINKAN KATA DEMI KATA TETAPI KEHENDAK BAIK KERAP KALI DILUPAKAN " saatnya para parlemen itu memiliki kehendak baik, bukan berpikir tentang kepentingan politik, yaitu kesejahteraan rakyat sebagai hukum tertinggi, bukan politik sebagai kepentingan.
Akhir kata . . . . . . . .
- DERITA DAN LUKA MEMANG MELUKAI NURANI, TETAPI JIWA - JIWA MERDEKA TIDAK PERNAH TUNDUK DENGAN KETAKUTAN DAN KEKHAWATIRAN.
- BADAN BISA HANCUR, TETAPI KITA TETAP BERSATU DAN KITA TETAP SETIA DIBAWA PANJI #PANCASILA YANG MENJAGA KEHORMATAN KITA.
- KITA BERSATU KARENA KITA TAK MAU DIPECAH BELAH KARENA KITA CINTA PADA BANGSA DAN NEGARA INI.
- TRAGEDI KEMANUSIAAN INI HANYA BISA DIAKHIRI KETIKA KITA MULAI MEMUTUS TALI KEKERASAN DAN MEMILIKI KEHENDAK YG SAMA, VISI YANG SAMA.
- MARI KITA MEMPERSEMPIT RUANG GERAK MEREKA DENGAN TIDAK MEMBULUNGKAN KEMBALI IDEOLOGI ITU DALAM RUANG PUBLIK.
............ MAKA SAATNYA SATU KATA " MARI KITA PATAHKAN TERORISME DENGAN BAHASA CINTA. HANYA DENGAN CINTA, PEMBERIAN DIRI DAN RESPEK TERHADAP MARTABAT MANUSIA, BUDAYA KEMATIAN BISA KITA ATASI "
....... T E R I M A K A S I H ........
🙏🙏🙏❤🙏🙏🙏
Foto Insert acara ILC (Rm Benny Susetyo, Tokoh Lintas Agama) |
Copast:
#ILCDukaKita
Maaf Tulisan ini bukan hasil karya sendiri, namun secara pribadi saya memaknainya sebagai pelajaran hidup yang patut direnungkan menyikapi situasi (serangan teroris) sebagai kejahatan kemanusiaan yang harus ditumpas secara bersama-sama. (kutipan Pernyataan Rm Benny Susetyo)
. . . . . Karny Ilyas :
Sekarang . . . , Saya pindah ke Tokoh Lintas Agama, Benny Susetyo ( Romo Benny ) Bagaimana menanggapi
persoalan ini . . . .? ?
. . . . . Romo Benny :
Pertama - tama Kita harus mengucapkan Dukacita, Belasungkawa Terhadap ANGGOTA DENSUS yang layak disebut pejuang KEMANUSIAAN, serta Bayu seorang tata tertib yang menghadang sepeda motor. Itulah orang - orang yang CINTA kepada kehidupan BUKAN KEMATIAN. karena mereka adalah pembela - pembela KEHIDUPAN.
. . . TERORISME sebenarnya adalah budaya kematian, karena bagi mereka NIHILISME, bahwa mereka tidak berpikir lagi tentang hidup, tetapi berpikir tentang kematian. Maka mempersempit ruang gerak mereka itu sangat penting dan harus ada visi yang sama dari ELIT POLITIK.
. . . Kalau kita BERBEDA TAFSIR, maka mereka memanipulasi kebenaran itu. Persoalan kita hari - hari ini adalah kita tidak pernah 1 visi dalam MENGATASI TERORISME karena tafsir yang berbeda.
. . . Terorisme tidak semata - mata mereduksi persoalan ekonomi, sosial, tetapi persoalan tentang sebuah cara berpikir mereka. BAHWA MEREKA MENGANGGAP KEMATIAN ITU JALAN SATU - SATUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUAN ITU.
. . . ARTINYA, kita harus menyadarkan kembali bahwa persoalan terorisme tidak bisa dihadapi secara sederhana, tetapi harus dengan sistematis dengan sebuah pola - pola pendekatan yang berbeda. Dalam pengertian ini PENTINGNYA APARAT KEAMANAN diberikan ruang gerak preventif untuk segera bisa mencegah.
. . . Maka Paus Fransiskus mengatakan, hentikan kekerasan, tetapi membangun budaya PENGAMPUNAN, PERSAUDARAAN DAN REKONSILIASI.
. . . Apa yang ingin kita katakan ???
Para Bapak Ibu sekalian . . ., Kita sedang menghadapi situasi dimana TERORISME BERJALAN GLOBALIA. tetapi bangsa ini harus memutuskan tali kekerasan dengan cara KITA TIDAK INGIN MENJADIKAN INDONESIA ITU SEBAGAI SARANG TERORISME. Maka, akar terorisme itu harus dicari tali temali YAITU IDEOLOGINYA yang disebarkan. Maka kita perlu mempersempit ruang itu dan tidak memberikan tempat, DALAM HAL INI MEDIA JUGA PUNYA PERANAN BESAR. maka media harus mengajak masyarakat untuk memerangi terorisme DENGAN LEWAT PENDIDIKAN YANG KRITIS, MEDIA TIDAK PERLU MENAMPILKAN MEREKA ITU DALAM RUANG - RUANG PUBLIK. ujaran kebencian harus segera dihentikan.
. . . DAN PENTINGNYA JUGA PEMUKA - PEMUKA AGAMA MENGAJARKAN DAMAI, CINTA, PERSAUDARAAN . . . BUKAN MENGAJARKAN, MENEBARKAN KEBENCIAN, KETAKUTAN DAN KECEMASAN.
. . . #KITABERDOSA, SEBAGAI TOKOH AGAMA KALAU KITA MENGAJARKAN KEBENCIAN DAN KEMATIAN . . . KARENA KITA CINTA KEPADA TANAH AIR INI, INDONESIA.
. . . Dalam dalam sejarah, saya jamin tidak akan ada pembalasn. Ada 18 kasus gereja di bom, tidak pernah dibalas. KARENA KAMI MELIHATNYA INI BUKAN KASUS MENGGUNAKAN AGAMA.
. . . Paus Fransiskus berkata " TERORISME TIDAK ADA KAITAN DENGAN AGAMA. DAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN AGAMA APAPUN "
TERORISME ADALAH IDEOLOGI YANG MENGHANCURKAN KEMANUSIAAN DAN MENGHANCURKAN KEHIDUPAN . . . KARENA MEREKA BUDAYA MAUT DAN BUDAYA KEMATIAN ITU BIANGNYA.
. . . Maka kami berharap, mari ego politiknya, sekarang saatnya demi bangsa dan negara. Mari kita memajukan peradaban bangsa ini. Dan saatnya POLISI kita beri dukungan dan PEMERINTAH serta PRESIDEN JOKOWI MELAWAN TERORISME SECARA SISTEMATIS.
. . . MAKA perlu ada INSTRUMEN HUKUM dan instrumen hukum itu jangan hanya persoalan defenisi dengan defenisi. Masalah defenisi tidak akan menjadi masalah, tetapi KEHENDAK BAIK. untuk itulah ELITE POLITIK belum memiliki kehendak baik itu. Tanpa kehendak baik tidak mungkin terjadi. " POLITIK ITU PANDAI MEMAINKAN KATA DEMI KATA TETAPI KEHENDAK BAIK KERAP KALI DILUPAKAN " saatnya para parlemen itu memiliki kehendak baik, bukan berpikir tentang kepentingan politik, yaitu kesejahteraan rakyat sebagai hukum tertinggi, bukan politik sebagai kepentingan.
Akhir kata . . . . . . . .
- DERITA DAN LUKA MEMANG MELUKAI NURANI, TETAPI JIWA - JIWA MERDEKA TIDAK PERNAH TUNDUK DENGAN KETAKUTAN DAN KEKHAWATIRAN.
- BADAN BISA HANCUR, TETAPI KITA TETAP BERSATU DAN KITA TETAP SETIA DIBAWA PANJI #PANCASILA YANG MENJAGA KEHORMATAN KITA.
- KITA BERSATU KARENA KITA TAK MAU DIPECAH BELAH KARENA KITA CINTA PADA BANGSA DAN NEGARA INI.
- TRAGEDI KEMANUSIAAN INI HANYA BISA DIAKHIRI KETIKA KITA MULAI MEMUTUS TALI KEKERASAN DAN MEMILIKI KEHENDAK YG SAMA, VISI YANG SAMA.
- MARI KITA MEMPERSEMPIT RUANG GERAK MEREKA DENGAN TIDAK MEMBULUNGKAN KEMBALI IDEOLOGI ITU DALAM RUANG PUBLIK.
............ MAKA SAATNYA SATU KATA " MARI KITA PATAHKAN TERORISME DENGAN BAHASA CINTA. HANYA DENGAN CINTA, PEMBERIAN DIRI DAN RESPEK TERHADAP MARTABAT MANUSIA, BUDAYA KEMATIAN BISA KITA ATASI "
....... T E R I M A K A S I H ........
🙏🙏🙏❤🙏🙏🙏
No comments:
Post a Comment