15.2.19

"Komersialisasi Cinta" Di Hari Kasih Sayang

VOXRATEWATI.Com.

By Wara Cypriano

"Komersialisasi Cinta" di hari Kasih Sayang

Gambar ilustrasi: Google picture


Hingar bingar perayaan "Valentine's Day" menyisahkan sejuta kenangan. Pelbagai cara dilakukan untuk mengabadikan momen ini. Kemeriahannya seolah-olah tidak akan dirayakan kembali walau pun selalu dirayakan tanggal 14 Februari tiap tahunnya. Anak-anak, remaja bahkan orang tua larut dalam euforia perayaan ini. Entah apa makna dan bagaimana sejarah hari kasih sayang yang jelas semua orang merayakannya dengan aneka cara. Ada yang saling tukar kado berupa cokelat, atau kembang mawar merah bahkan ada yang memberikan hadiah istimewah berupa mobil,rumah atau barang berharga lainnya. Atau juga menjadikannya hari pernikahan agar momen tak terlupakan (unforgettable memories) ini terus dirayakan.

Di sisi lain kemeriahan hari Kasih Sayang juga tidak sedikit menyisahkan kisah pilu bahkan tragis yang berujung pada kematian entah akibat kecelakaan, bunuh diri karena putus cinta, bahkan terjadi keretakan rumah  tangga akibat pemaknaan hari kasih sayang yang kebablasan. Ada yang gembira namun ada juga yang terlarut dalam kegalauan. Para orang tua misalnya menjadi was-was apabila anak gadis atau remaja putranya merayakan bersama pasangan bicaranya (Pacar) atau teman sebayanya. Fenomena ini tidak saja melanda kawula muda bahkan juga tak sedikit banyak pasangan yang bukan suami istri merayakan hari kasih sayang di hotel-hotel sambari "mengobral cinta" bersama teman bukan pasangannya. Itulah kejadian nyata yang dari tahun ke tahun terjadi, bukan saja berkurang namun terus meningkat.Pertanyaannya adalah, apa sih makna hari Kasih sayang bagi saya, anda dan kita semua?
***
Dalam tradisi awal hari kasih sayang dikatakan bahwa upacara pemujaan dewa cinta dalam mitologi Yunani atau juga dalam tradisi gereja Katolik yang dilandasi oleh penghayatan iman St.Valentinus atau juga kisah lain yang melatarbelakangi lahirnya tradisi ini, sehingga tidak sedikit dari kelompok tertentu yang menolak perayaan hari kasih sayang ini karena identik dengan ritus agama tertentu. Itu semua merupakan kebebasan pribadi apakah mau merayakannya atau tidak. Maks dari itu, ada sekelumit gambaran tentang tradisi hari Velentine dalam Gereja Katolik. (Sumber: Katolisitas Indonesia) Ada 2 orang Santo di dalam Gereja Katolik yang bernama Valentinus, yaitu St. Valentinus Roma dan St. Valentinus dari Terni. St. Valentinus yang pertama adalah seorang uskup yang berasal dari kota bernama Terni yang terletak sekitar 60 mil dari Roma. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Terni oleh Paus St. Viktor I sekitar tahun 197 M. Atas perintah Prefek Plasidus, ia juga ditangkap, didera, dan dipenggal kepalanya, dalam masa penganiayaan Kaisar Klaudius II. St. Valentinus yang pertama adalah seorang Imam Katolik dan dokter yang berasal dari kota Roma. Ia bersama seorang awam berkeluarga yang sekarang sudah dianggap sebagai Santo oleh Gereja Katolik yaitu St. Marius menolak dekrit Kaisar Klaudius II yang melarang pernikahan di Romawi selama peperangan.

Mereka berdua pun berinisiatif menikahkan banyak pasangan. Namun inisitatif Mereka malah diketahui oleh Kaisar Klaudisius dan akhirnya mereka kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Mereka selanjutnya dijatuhi hukuman mati dengan disiksa, hingga akhirnya dipenggal pada tanggal 24 Februari 269 di Via Flaminia. Paus Santo Julius I dilaporkan membangun sebuah gereja dekat Ponte Mole untuk mengenang St. Valentinus dari Roma. Relikui St. Valentinus dari Roma saat ini berada di Gereja Santo Praxedes. Dia menjadi martir pada tanggal 14 Februari tahun 269. Setelah itu Paus Gelasius I (496 M) secara resmi menetapkan Pesta St. Valentinus yang jatuh pada tanggal 14 Februari, beberapa orang bingung akan siapa yang dimaksud oleh Paus Gelasius I karena St. Valentinus dari Terni dan St. Valentinus dari Roma mempunyai nama yang sama dan dilain pihak karena hidup pada masa pemerintahan Kaisar Klaudius II yang juga mengalami kemartiran di tempat yang sama, di Via Flaminia.

Beberapa orang ada yang mengatakan bahwa tidak ada hubungannya antara St. Valentinus dengan Hari Valentine kecuali ada fakta, tertentu bahwa St. Valentinus yang hidup pada abad ke-3 menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Pada tanggal 14 Februari, di kota Roma ada sebuah tradisi di mana para laki-laki menarik undian dari sebuah wadah yang besar, yang berisi nama para wanita yang akan menjadi pasangan mereka dalam berbagai bentuk perayaan pada tanggal tersebut, untuk menghormati dewi cinta Romawi yang bernama Februata Juno. Pada masa itu beberapa Iman Katolik mengutuk dan kebiasaan tersebut karena apa yang mereka lakukan tersebut tentu saja dalam bentuk penyembahan berhala. Salah satu Imam Katolik yang terlibat dalam hal ini adalah St. Valentinus.

Pada masa itu pula, Bangsa Romawi terlibat dalam banyak peperangan, sehingga Kaisar Klaudisius menarik banyak pria-pria Romawi untuk bergabung ke dalam medan pertempuran. Banyak dari pria-pria ini tidak mau meninggalkan kekasih yang mereka cintai. Hal ini membuat Kekaisaran Romawi sulit untuk merekrut tentara.

Kaisar Klaudius pun akhirnya murka dan memerintahkan ke seluruh daerah bahwa tidak boleh ada lagi upacara pernikahan. Sehingga ada seorang Imam yang bernama St. Valentinus yang merasa kasihan kepada pasangan-pasangan yang dipaksa untuk berpisah. Hingga di suatu hari, St. Valentinus dengan diam-diam menyatukan sebuah pasangan dalam suatu janji suci perkawinan. Dan segera terjadi banyak pernikahan di Roma seolah-olah dekrit kaisar di atas tidak pernah dikeluarkan. Dan akhirnya berita ini sampai ketelinga otoritas romawi. St. Valentinus pun lalu dijatuhi hukuman mati. Ia dipenjara, dipukul beramai-ramai, kemudian dilempari batu lalu dipenggal di Via Flaminia. Sekali lagi sebenarnya tidak ada hubungan antara perayaan hari kasih sayang dan St.Valentinus tapi kenyataannya orang selalu mengaitkannya.(*** Wikipedia Indonesia 2018)

 ****
Oleh karenanya, perayaan hari kasih sayang selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu terutama bagi kaum remaja namun juga ada momok dan kegalauan berlandaskan kasih sayang dari orang tua yang selalu memikirkan dan berjuang agar putra putrinya terhindar dari tindakan yang menjurus pada sebuah tindakan amoral bahkan kriminal.

Kini, hari kasih sayang atau Valentine's Day selalu diidentik dengan hari komersialisasi cinta. Makna cinta sebenarnya yang mengandung nilai ketulusan, komitmen, saling support, bela rasa kini sudah mengarah pada perilaku negatif, makna cinta saat ini  berwawasan sempit selalu mengandung konotasi negatif. Hal ini serupa dengan apa yang dimuat di berbagai media cetak dan elektronik. Begitu banyak kejadian memilukan pasca perayaan hari kasih sayang bahkan menjadi viral dan trending topic di berbagai media. Maka sejatinya komersialisasi cinta di hari kasih sayang benar adanya. Cinta berorientasi sex atau cinta meminta bukti. Perasaan cinta tidak lagi dipandang berharga dan suci. Banyak orang mengambil keuntungan di momen ini namun tidak sedikit juga yang mengalami kepedihan tak berkesudahan yang diakibatkan oleh hari kasih sayang. Bagai dua sisi mata uang, minus malum, untung rugi, kebahagiaan kesedihan, kerukunan perpecahan, kesejahteraan kemelaratan. Maka dari itu Perlu disadari bahwa kasih sayang itu hanya bisa dihayati dengan landasan cinta tanpa batas (endless love) bukan dengan kemewahan lahiriah semata atau dorongan nafsu sesaat. Jadikan diri kita sebagai sumber dan pelaku cinta sejati karena sesungguhnya cinta sejati tak pernah berganti warna.
("Do the small things with the great love" Mother Theresa.

Catatan lepas pasca hari Valentine.

No comments: