VOXRATEWATI.Com. By Wara Cypriano
Bpk/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus.
Bpk/ibu saudara/i yang terkasih dalam Tuhan,
Bapak/Ibu saudara/i yang dikasihi Tuhan,
Bapak/ibu, saudara/i terkasih dalam Tuhan,
Bapak/ibu saudari/i sekalian, umat beriman yang terkasih dalam Tuhan,
Tugasoki Ende, 31 Desember 2019
"Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Semua orang yang menerima Dia diberinya kuasa menjadi anak-anak Allah".
Bpk/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus.
Dikisahkan dalam mitologi Romawi (mitologi artinya sistem kepercayaan kuno) ada seorang dewa yang mungkin kita tidak pernah dengar yaitu Dewa Janus. Ciri dewa Janus yaitu manusia yang memiliki dua wajah: wajah di bagian depan kepala dan juga di bagian belakang kepalanya. Dalam penanggalan kalender Masehi, bahwa bulan Januari adalah bulan yang berada persis di awal tahun dan berada di akhir tahun sesudah bulan Desember. Maka nama Dewa Janus dijadikan nama sebuah bulan yakni bulan Januari.
Bapak/ibu saudara/i terkasih dalam Tuhan,
Ciri bermuka dua pada pribadi dewa Janus bukan seperti halnya ungkapan yang kita ketahui; di mana orang yang bermuka dua berarti orang itu lain di depan lain di belakang. Bermuka dua di sini memiliki makna bahwa rentangan sebelas bulan yang lalu dan sebelas bulan yang akan datang merupakan kisah perjalanan hidup yang harus kita jalani dalam satu tahun. Kita hendaknya selalu merefleksikan setiap perjalanan hidup kita baik yang telah kita lalui sepanjang tahun yang lalu, dan juga apa niat dan rencana kita pada satu tahun ke depannya atau di tahun yang baru.
Malam ini, merupakan momen yang sangat berahmat bagi kita semua. Entah kita sadar atau tidak bahwa Tuhan tidak saja memberikan kita kesempatan untuk berkumpul bersama anggota Komunitas Umat Basis, dan lingkungan kita. Namun, Tuhan selalu memberikan waktu terindah bagi hidup kita, entah apa dan bagaimana keadaan dan peran kita masing-masing, baik sebagai orang tua atau anak-anak, baik sebagai suami, atau isteri, baik sebagai tokoh adat, tokoh masyarakat, agama atau sebagai pejabat pemerintah, pendidik atau juga sebagai Fungsionaris pastoral, kita semua terpanggil dan diutus di tengah tata dunia ini. Tuhan senantiasa memberikan kita waktu untuk mensyukuri setiap peristiwa hidup yang kita terima, baik dalam suka maupun duka, baik dalam kegagalan atau pun keberhasilan, tertawa atau menangis, ada waktu untuk bersyukur. semuanya itu ada waktunya masing-masing.
Malam hari ini, melalui pewartaan Rasul Yohanes bahwa, inilah waktu yg terakhir bagi kita, dan akan muncul banyak anti Kristus dan mereka itu datang dari antara kita. Dan lebih lanjut penginjil Yohanes, yang diperdengarkan kepada kita semua bahwa, Firman telah menjadi manusia dan diam di tengah-tengah kita. Rasul Yohanes dan Penginjil Yohanes mau menunjukan suatu pernyataan sikap iman yang tegas dan penuh makna bahwa Kristus sang Sabda yang telah menjadi manusia adalah suatu peristiwa inkarnasi: Allah menjadi Manusia. Yesus tidak meninggikan tentang ke Allahan diriNya sebagai putra Allah, namun Tuhan menjelma menjadi manusia yang lahir di kandang hina sebagai wujud penyerahan diriNya secara total atas kehendak Bapa demi penghapusan dosa dan hidup kekal bagi kita manusia berdosa. Terang itu telah ada di dalam dunia dan dunia yg dijadikan-Nya tidak mengenalnya. Kita seringkali lupa tentang keberadaan diri kita sebagai CiptaanNya. Kita tidak menyadari akan karya agung Allah dalam hidup kita masing-masing. Kita seringkali mengandalkan Tuhan di kala kita tertimpa musibah dan kegagalan. Kita seringkali hanya mengeluh akan kenyataan hidup yang kita alami namun kita lupa bahwa apa yang kita terima merupakan anugerah terindah dari Tuhan yang patut kita syukuri.
Bapak suci Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Asia tepatnya di Doha Qatar pada bulan Oktober lalu, ada semacam konferensi bersama dengan para pemuka agama-agama lain di dunia, mengeluarkan suatu seruan bersama terkait dengan pesan perdamaian di seluruh dunia yakni "Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang". Perdamain dunia akan tercipta jika ada damai dalam keluarga. Dan ini dijadikan tema dan pesan Natal tahun 2019 bagi gereja Katolik di seluruh dunia. Seruan ini mengandung makna mendalam bagi para pemimpin agama dan negara di dunia di mana terdegadrasinya nilai-nilai kemanusiaan. timbulnya konflik dikarenakan perbedaan bahasa, ras, suku, agama, dan golongan. Bagi Paus Fransiskus di usianya yang ke 83 saat ini, Beliau tetap melakukan kunjungan ke seluruh benua dan negara-negara yang sedang konflik untuk meyerukan bahwa perbedaan bukan penghalang bagi terciptanya kehidupan yang harmonis sehingga, perdamaian di seluruh dunia terutama terciptanya damai dalam hati kita masing-masing.
Ada bebrapa pertanyaan refleksi bagi kita yang hadir malam ini. Apa sesungguhnya pesan natal dan perayaan akhir tahun 2019 bagi kita? Apakah semuanya hanyalah peristiwa tahunan yang dirayakan secara bergantian dari satu KUB ke KUB lain? Atau hanya sebagai ajang berkumpul membuka lembaran tahun yang baru?. Apakah kita sudah menjadi terang bagi orang lain, atau kita masih diselimuti suasana kegelapan di hati kita? Tentu saja kita memaknai dengan cara kita masing-masing. Namun satu hal yang perlu kita sadar dalam iman bahwa Allah senantiasa menyapa kita dengan cara dan perantara yang berbeda. Terpenting dari kita, adalah kesediaan untuk menyambut Kristus Sang Emanuel, Allah beserta kita, agar hidup kita diliputi terang sabda dan kebenaran dari Allah yang dianugerahkan kepada kita sekalian melalui kelahiran PutraNya Tuhan kita Yesus Kristus.
Sekali lagi, marilah pada perayaan akhir tahun ini, semoga momen ini dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang selalu bersyukur, dan kita hendaknya, menjadi sahabat bagi semua orang, baik dalam keluarga, KUB, lingkungan, dan stasi, serta paroki kita. Sehingga sukacita kelahiran Kristus Juruselamat kita menjadi penuh, dan kita boleh songsong tahun baru 2020 dengan hati riang dan penuh berkat.
Selamat Pesta Natal 2019 dan Bahagia menyambut Tahun Baru 2020, semoga sukacita natal senantiasa menyertai kita sekalian. Tuhan Yesus Memberkati, Amin.Tugasoki Ende, 31 Desember 2019
No comments:
Post a Comment