8/04/23

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI ANTARA SOLUSI DAN TANTANGAN

VOXRATEWATI.Com. By Wara Cypriano

             PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI ANTARA  SOLUSI DAN TANTANGAN

OLEH SIPRIANUS WARA
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 8 KABUPATEN NGADA


Foto Insert: www.Google.com


PENDAHULUAN
         Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tentu memiliki segudang strategi yang bisa diterapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Kegiatan pembelajaran yang dijalankan tentu sebagai upaya untuk mewujudkan kebebasan siswa untuk belajar dan mempelajari hal yang berkaitan dengan kesiapan dan minat belajarnya.Namun faktanya bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda. Hal ini tentunya perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka akan mengalami yang namanya kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya yang dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.

        Kenyataan lain juga menunjukan bahwa kita tidak bisa dipungkiri bahwa penerapan pembelajaran masih perlu diperbaiki dari waktu-ke waktu. Maka dalam artikel ini dijabarkan pemahaman berkaitan dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang diapandang; apakah sebuah solusi atau malah menjadi tantangan bagi guru itu sendiri?. 
Dalam penjabarannya pada Standar Kompetensi Lulusan dijelaskan mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik pada akhir jenjang pendidikan tertentu baik pendidikan dasar atau menengah. Kompetensi lulusan ini merupakan profil dari kualifikasi lulusan yang dapat diwujudkan dalam diri peserta didik dan merupakan manifestasi dari apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional. 

        Dalam upaya untuk mewujudkan profil kualifikasi lulusan seperti yang dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Salah satu langkah yang dapat diambil oleh guru melalui strategi pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini memungkinkan guru untuk memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjangan belajar (learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Melalui pembelajaran berdiferensiasi bahwa dipandang perlu dimana tidak hanya murid yang berkembang potensinya secara maksimal, namun proses pembelajaran juga akan lebih memberikan banyak ruang bagi murid untuk membuat dan menentukan pilihan, sehingga proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan dan benar-benar menjawabi kebutuhan belajar murid sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 

PEMBAHASAN

Pembelajaran Berdiferensiasi

        Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mix Ability Classroom mendasari bahwa ada tiga kategori kebutuhan belajar murid yang meliputi aspek kesiapan belajar (readiness), minat murid (students interest) serta profil belajar murid (students learning profile). Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. 
     Pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah strategi pembelajaran yang memebrikan keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan segala potensi dirinya sesuai dengan kesiapan, minat serta profil belajar murid dimana adanya serangkaian keputusan logis yang dilakukan oleh guru untuk menjawabi kebutuhan belajar murid sesuai dengan potensi dan minat belajarnya masing-masing. Pembnelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten. Metode ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran


Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki karakteristik meliputi:1) lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dan kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefenisikan secara jelas, 2) guru menanggapi kebutuhan belajar murid, 3) terdapat penilaian yang berkelanjutan dan penilaian menjadi kunci pembelajaran berdiferensiasi, 4) manajemen kelas yang efektif dan guru menerapkan beragam cara agar murid dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk belajar. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1.Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
2.Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
3.Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
4.Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
5.Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

Diferensiasi Konten

Diferensiasi konten dimana guru diberikan keleluasaan untuk menentukan materi dan juga sumber materi sesuai dengan minat belajar siswa dan para siswa memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya dalam belajar.  Sumber, dan bahan belajar dapat berupa artikel, koran, tautan materi, video, poster digital yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa.

Diferensiasi Proses

Diferensiasi proses dimana guru memberikan kebebebasan pada peserta didik untuk mengelolah sumber daya yang dimilikinya mulai dari menyusun rencana, melaksanakan kegiatan, menghasilkan karya serta mengevaluasinya. 
Bentuk peran guru adalah mengoptimalkan segala minat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat belajar secara bebas dan sadar sesuai minat dan profil belajarnya sendiri. Diferensiasi produk merupakan bentuk tagihan atau karya yang dihasilkan dalam beraneka bentuk sesuai minat dan kesiapan belajar murid. Produk ini beragam jenisnya karena aktivitas serta perlakukan juga yang beragam. Guru dapat melibatkan rekan sejawatnya atau orang tua untuk menilai produk baik berkaitan dengan keterampilan namun secara kognitif dan afeksi bisa dilakukan oleh guru sendiri. 

Diferensiasi Produk

Maka dalam diferensiasi produk dapat dihasilkan oleh siswa dalam beragam bentuk bisa berupa bentuk presentasi, video presentasi, foto dokumentasi atau pun dalam bentuk audio atau berupa voice note sesuai minat dan kesiapan serta profil belajar siswa. Maka walaupun strategi diferensiasi baik secara konten, proses serta produk dalam beragam bentuk yang dihasilkan namun guru memiliki acuan penilaian yang beragam pula yang meliputi penilaian pengetahuan, sikap serta keterampilan. 

Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Solusi

  Pembelajaran diferensiasi membantu guru memperoleh gambaran berkaitan karakteristik masing-masing siswa melalui pengamatan berkaitan dengan minat, gaya belajar ataupun perilakunya secara berkelanjutan. 
Guru akan menemukan siswa memiliki minat dalam visual, audio atau kinestetik. Selain itu guru memiliki beragam strategi melalui pengajuan pertanyaan pemantik untuk mengetahui minat dan kesiapan belajar siswa. Maka dari itu strategi pembelajaran berdiferensiasi memberikan solusi bagi guru dalam memperbaiki penerapan pembelajaran siswa untuk memenuhi kebutuhan belajarnya masing-masing.  
      Melalui pembelajaran berdiferensiasi sikap toleransi akan terbangun pada guru untuk tidak membatasi bahan dasar, proses, dan produk yang dihasilkan siswa. Selain itu siswa akan lebih aktif dan kreatif serta inovatif karena dirinya memiliki keleluasaan untuk menentukan pilihan belajarnya sendiri. 

Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Tantangan 

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi bukan merupakan hal yang mudah. Ini merupakan bagian dari tantangan bagi guru untuk memaksimalkan potensi dirinya dan juga karakteristik lingkungan belajar siswa, kesiapan serta minat belajar siswa itu sendiri. 
         Di sisi lain penerapan pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru untuk lebih kreatif, mendayagunakan sumber daya yang ada melalui tahap berbagai  persiapan pembelajaran baik konten, proses maunpun juga produk. Hal penting lainnya adalah bagaimana guru mempersiapakan assesmen yang sesuai dengan tagihan yang diminta pada siswa.  

Penerapan Pembelajaran Diferensiasi Dalam Pembelajaran (Di Kelas)

  Penerapan pembelajaran berdiferensiasi bukan bermaksud penerapan pemebalajaran dengan memberikan perlakuan secara berbeda bagi setiap siswa atau membedakan tugas atau pembelajaran bagi murid yang kemampuan baik atau kemampuan belajarnya yang lambat, bukan demikian penerapannya namun bagaimana segala keputusan dan strategi yang diambil guru untuk memenuhi semua kebutuhan belajar murid sesuai karakteristik yang didapatkan dalam kelas. 
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam kelas maka guru harus melakukan hal berikut: 1) Menentukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan aspek kesiapan belajar, minat belajar,serta profil belajar murid. Pemetaan bisa dilakukan melalui interview, observasi atau survey, angket. 2) Merencanakan pembelajaran sesuai pemetaan yang telah dilakukan dengan memberikan pilihan materi, atau cara belajar murid. 3) Mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang berlangsung.
Relevansi Pembelajaran Berdiferensiasi Terhadap Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru, Visi Guru serta Budaya Positif 
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi memiliki keterkaitan akan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dimana pendidikan yang menuntuk dan berpihak pada murid. Guru memeiliki peran untuk mendidik dan menuntun murid sesuai kodratnya agar mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Maka kodrat alam dan kodrat zaman menjadi pertimbangan penting bagi guru agar kebutuhan belajar murid sungguh terpenuhi secara baik. 
Guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi memposisikan dirinya sebagai pribadi yang menghamba pada murid dan wujud mengaktualisasikan nilai dan perannya serta visi dirinya untuk mewujudkan potret murid di masa depan yang berprofil pelajar pancasila. Maka untuk mengkoneksiakan pemahaman ini membutuhkan lingkungan belajar yang positif dan berdaya guna. 
Guru sebagai pendidik memposisikan dirinya juga sebagai manajer dan selalu menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaikan persoalan belajar dan juga sikap murid. Oleh karena itu pembelajaran berdiferensiasi sebenarnya memberikan arah yang jelas dan sangat positif agar murid mengalami kesadaran intrinsic dalam belajar dan bertindak sesuai dengan minat, kesiapan, serta profil belajarnya sendiri. Sehingga landasan pendidikan dan tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan pada profil lulusan setiap murid. 


KESIMPULAN 

Pembelajaran diferensiasi dipandang sebagai sebuah solusi dan juga tantangan. Dalam penerapannya pasti mengalami kendala dan hambatan namun dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi guru untuk merencanakan dan melaksanakan yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa. 
Peran sentral guru membantu siswa secara bebas untuk menentukan pilihan belajarnya sesuai kesiapan, minat serta profil belajarnya masing-masing. Diferensiasi dapat dilakukan melalui tiga strategi meliputi konten, proses serta produk. Guru harus sungguh menyadari peran dan visi dirinya terhadap proyeksi murid impian di masa mendatang. Melalui filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dimana pendidikan menuntun dan mengarahkan siswa sesuai kodratnya masing-masing. 
Dengan demikian penerapan pembelajaran diferensiasi akan terwujud jika mengalami lingkungan belajar yang nyaman dan mengundang murid untuk belajar dengan suatu kondisi yang positif atau mengalami sebuah situsi yang memiliki budaya positif. Oleh karena itu pembelajaran diferensiasi merupakan sebuah strategi pembelajaran yang sangat dianjurkan untuk diterapkan oleh guru termasuk dalam penerpan kurikulum merdeka saat ini. 




SUMBER TERKAIT

Pembelajaran Diferensiasi tersedia dan diakses 4 Agustus 2023 pukul 16.15 pada  https://www.kompas.com/edu/read/2022/09/20/160400771/pembelajaran-berdiferensiasi--manfaat-ciri-dan-contoh-penerapannya?page=all
Pembelajaran Diferensiasi tersedia dan diakses 4 Agustus 2023 pukul 15.30 pada https://www.google.com/search?q=pembelajaran+berdiferensiasi+pada+kurikulum+merdeka&oq=pembelajaran&aqs=chrome.4.69i59j69i57j0i512l3j69i61j69i60l2.4718j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.1 Pembelajaran Diferensiasi perangkat belajar MLS Bagi Calon Guru Penggerak Angkatan 8






No comments: