Oleh Yuni Kharisma
Dalam proses perencanaan pembelajaran, salah satu langkah penting yang tidak boleh dilewatkan adalah menyusun tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menjadi arah bagi guru dan peserta didik tentang apa yang harus dicapai setelah kegiatan belajar selesai. Namun, masih banyak guru yang menulis tujuan pembelajaran secara umum dan belum menggambarkan hasil belajar yang terukur.
Salah satu cara efektif untuk membuat tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dan mudah dipahami adalah dengan menggunakan pola ABCD.
---
📍Apa Itu Pola ABCD?
Pola ABCD merupakan singkatan dari empat unsur utama dalam perumusan tujuan pembelajaran, yaitu:
1. A (Audience) → Siapa yang belajar
Menunjukkan siapa yang menjadi sasaran pembelajaran. Biasanya adalah peserta didik.
2. B (Behavior) → Perilaku atau kemampuan yang diharapkan
Menggambarkan kemampuan atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur setelah pembelajaran.
Biasanya menggunakan kata kerja operasional seperti menjelaskan, mengidentifikasi, menghitung, menyebutkan, menganalisis, dan sebagainya. ==> (Cek Taksonomi Bloom)
3. C (Condition) → Kondisi atau situasi belajar
Menjelaskan kondisi atau alat bantu yang digunakan ketika peserta didik menunjukkan kemampuan tersebut, misalnya “melalui video pembelajaran”, “dengan menggunakan mikroskop”, atau “setelah membaca teks”.
4. D (Degree) → Tingkat keberhasilan
Menunjukkan kriteria pencapaian yang diharapkan, seperti ketepatan, kecepatan, atau tingkat keberhasilan tertentu (misalnya “dengan benar”, “minimal 80%”, atau “tanpa kesalahan”).
---
📍Langkah-Langkah Menyusun Tujuan Pembelajaran dengan Pola ABCD
1. Tentukan peserta didik yang menjadi sasaran (A).
Misalnya: Peserta didik kelas V SD.
2. Tentukan perilaku yang diharapkan (B).
Pilih kata kerja operasional yang bisa diukur, seperti menjelaskan, menulis, mengidentifikasi, atau membedakan.
3. Rumuskan kondisi pelaksanaan (C).
Misalnya: melalui kegiatan eksperimen atau setelah menonton video pembelajaran.
4. Tambahkan derajat keberhasilan (D).
Misalnya: dengan benar, minimal 80%, atau tanpa bantuan.
---
📍Contoh Tujuan Pembelajaran dengan Pola ABCD
1. Setelah menonton video tentang daur air (C), peserta didik kelas V (A) dapat menjelaskan proses daur air (B) dengan benar (D).
2. Melalui kegiatan percobaan menggunakan pegas (C), peserta didik kelas VIII (A) dapat menghitung frekuensi getaran (B) dengan ketepatan minimal 80% (D).
3. Setelah membaca teks laporan observasi (C), peserta didik (A) dapat mengidentifikasi ciri-ciri teks laporan (B) dengan benar (D).
---
📍Mengapa Pola ABCD Penting?
Pola ABCD membantu guru:
✨Menulis tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur.
✨Memudahkan dalam menyusun asesmen yang sesuai.
✨Membantu siswa memahami apa yang diharapkan dari mereka.
✨Menjadi dasar kuat untuk menentukan kegiatan dan media pembelajaran yang relevan.
---
Dengan menerapkan pola ABCD, guru tidak hanya menulis tujuan pembelajaran sebagai formalitas, tetapi benar-benar menyusunnya secara terarah dan bermakna.
Tujuan yang jelas akan membuat proses belajar lebih fokus, penilaian lebih objektif, dan hasil belajar lebih optimal.
> Ingat: Tujuan pembelajaran yang baik adalah yang menggambarkan apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah belajar, bukan apa yang dilakukan guru selama mengajar.
#sumberkeluargaguru #infopendidik #guruindonesia
No comments:
Post a Comment